Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut dioksiribonukleat(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam ribonukleat(RNA). DNA
merupakan tempat penyimpanan informasi genetic. Frances Crick dan James Watson
menemukan model molekul DNA yaitu struktur heliks berantai ganda. DNA merupakan
makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang
berulang-ulang, tersusun rangkap membentuk DNA heliks ganda (double helix) dan
berpilin ke kanan. Setiap nukleotida terdiri dari :
a. Gula 5 karbon (deoksiribosa)
b. Basa nitrogen yang terdiri dari Purin (adenin=A dan guanine=G)
serta Pirimidin (sitosin=C dan timin=T)
c. Gugus fosfat
a
Baik purin
maupun pirimidin yang berikatan dengan deoksiribosa membentuk nukleosida. Dna tersusun
atas 4 jnis monomer nukleotida. Presentase keempat basa nitrogen berbeda dari
satu spesies dengan spesies yang lainnya. Setiap molekul DNA , jumlah adenine (A)
selalu sama dengan jumlah timin (T). Demikian juga jumlah guanine (G) selalu
sama dengan sitosin (C). Fenomena tersebut dinamakan Ketentuan Chargaff.
a Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T) dengan membentuk 2 ikatan hidrogen (A=T) sedangkan Citosin (C) selalu berpasangan dengan guanin (G) dengan membentuk 3 ikatan hidrogen.
a Antara mononukleotida satu dengan lainnya berhubungan secara kimia melalui ikatan fosfodiester.
d DNA heliks ganda memiliki polaritas karena salah satu ujung rantai DNA merupakan gugus fosfat dengan karbon 5'- deoksiribosa sedangkan ujung rantai DNA lain merupakan gugus hidroksil dengan karbon 3'- deoksiribosa. Dengan demikian rantai polinukleotida 5' ----3' dan 3' ----5'. polaritas heliks ganda berlawanan satu sama lain sehingga berjajar secara antiparalel.
Replikasi DNA
- Teori semi konservatif ; menyatakan bahwa dua pita dari ulir rangkapp memisahkan diri dan tiap – tiap pita yang lama mendapatkan pasangan pita baru seperti pasangannya yang lama, sehingga terbentuklah dua DNa yang sama persis.
- Teori konservatif : menyatakan bahwa ulir rangkap (double helix) yang lama tetap (tidak berubah), dan langsung terbentuk ulir rangkap baru.
- Teori dispersive : menyatakan bahwa ulir rangkap terputus – putus. Lalu potongan – potongan tersebut memisah dan membentuk potongan – potongan baru yang akan bersambung dengan potongan – potongan lama; sehingga kembali menjadi 2 DNA yang sama persis.Teori semi konservatif ; menyatakan bahwa dua pita dari ulir rangkapp memisahkan diri dan tiap – tiap pita yang lama mendapatkan pasangan pita baru seperti pasangannya yang lama, sehingga terbentuklah dua DNa yang sama persis.Dari ketiga model tersebut, model semi konservatif merupakan model yang tepat untuk proses replikasi DNA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar